KEMULIAAN AKHAK ADALAH AMALAN YANG PALING
BERAT DI DALAM TIMBANGAN SEORANG MUKMIN PADA HARI KIAMAT
Oleh Muh Khaeroni, S.Pd.I
Pesantren Ramadhan SMP Negeri 4 Ungaran
Definisi Akhlak
Akhlak secara bahasa
berarti: Perangai dan tabiat.
Secara istilah berarti: Tatacara pergaulan seorang hamba
terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan para manusia lainnya.
Berakhlak Mulia Terhadap Allah Subhanahu wa
Ta’ala
Yang dimaksud dengan berakhlak mulia terhadap Allah Subhanahu wa
Ta’ala adalah berserah diri hanya kepada-Nya, bersabar, ridho terhadap
hukum-Nya baik dalam masalah syariat maupun takdir, dan tidak berkeluh kesah
terhadap hukum syariat dan takdir-Nya.
Berakhlak Mulia Terhadap Para Manusia
Yang dimaksud dengan berakhlak mulia terhadap para manusia
adalah tidak menyakiti mereka dengan lisan dan anggota badan, tersenyum di
hadapan mereka, menahan amarah, sabar terhadap gangguan mereka, rendah hati,
jujur, amanah, dan lain sebagainya…
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memerintahkan
kita untuk bergaul dengan manusia dengan akhlak yang mulia, beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ
الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.”
“Bertakwalah kamu kepada Allah
dimanapun kamu berada! Iringilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya dia akan
menghapuskannya! Pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia!”{{1}}
Kemuliaan
Akhak Adalah Amalan Yang Paling Berat Di Dalam (MIZAN) Timbangan Seorang Mukmin
Pada Hari Kiamat
Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tidak pernah
berbicara dari hawa nafsunya, yang telah diberikan perkataan-perkataan yang
sempurna telah menjelaskan kepada kita, bahwa amalan yang paling berat di dalam
timbangan seorang mukmin pada hari kiamat adalah Akhlak yang mulia, beliau
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ
الْبَذِيءَ.”
“Tidak ada sesuatu apapun yang
paling berat di dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat nanti daripada
akhlak yang mulia. Sesungguhnya Allah sungguh membenci orang yang berkata kotor
lagi jahat.”{{2}}
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah memuji rosul-Nya Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Allah berfirman:
((وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ))
((Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.)){{3}}
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
adalah orang yang paling mulia akhlaknya.”{{4}}
Jika kita ingin mengetahui bagaimana akhlak Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, maka Aisyah radhiyallahu ‘anha telah menjawab tentang
pertanyaan itu, beliau berkata: “Akhlak
beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Al Qur’an.”{{5}}
Sesungguhnya berdakwah kepada kemulian-kemuliaan akhlak
merupakan salah satu tujuan terpenting diutusnya Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.“
“Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan kemulian akhlak.”{{6}}
Pertama kali yang kita harus ketahui, bahwa setiap amalan yang
dilakukan oleh seorang hamba untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala harus diiringi dengan memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala untuk diberikan petunjuk di dalam melaksanakan amalan tersebut. Karena
manusia dengan daya dan kekuatannya tidak akan dapat mengerjakan sesuatu apapun
dan tidak akan mendapatkan petunjuk sedikitpun. Karena segala sesuatu terjadi
karena daya, kekuatan, dan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan hal itu kepada kita di dalam firman-Nya:
((مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا))
((Barangsiapa yang diberi
petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang
disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat
memberi petunjuk kepadanya.)){{7}}
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
((وَمَا تَوْفِيقِي إِلاَّ بِاللَّهِ
عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ))
((Dan tidak ada taufik bagiku
melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah Aku bertawakkal dan
Hanya kepada-Nya-lah Aku kembali.)){{8}}
Akan tetapi kita harus perhatikan, siapa yang berhak mendapatkan
petunjuk dan siapa yang berhak mendapatkan hidayah?
Bagi orang yang ingin mendapatkannya, dia harus mulai berjalan
di atas jalan istiqomah sambil memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, maka dia akan mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Hal ini telah disebutkan secara jelas dalam firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala:
((فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى *
وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى * فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى * وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ
وَاسْتَغْنَى * وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى * فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى))
((Adapun orang yang memberikan
(hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang
terbaik (syurga), maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup{{9}}, serta
mendustakan pahala terbaik, maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan)
yang sukar.)){{10}}
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
((اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ
وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ))
((Allah menarik kepada agama itu
orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang
kembali (kepada-Nya).)){{11}}
Dari ayat-ayat tersebut di atas, jelaslah bahwa seorang hamba
yang ingin mendapatkan petunjuk harus mulai berjalan di atas jalan hidayah.
Itulah manhaj (prinsip)
para rosul yang mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang nabi Musa
‘alaihis salam:
((وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَى))
((Dan Aku bersegera kepada-Mu. Ya
Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku).)){{12}}
Hal itu juga telah disebutkan secara jelas di dalam hadits
qudsy, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
((يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ
هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ.))
“Wahai hamba-hamba-Ku,
masing-masing kalian adalah sesat kecuali orang yang aku telah berikan
pentunjuk kepadanya. Maka, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan
berikan petunjuk kepada kalian.”{{13}}
Oleh karena itu, apabila kita ingin membentuk kemuliakan akhlak,
wajib atas kita untuk memulainya dengan memohon pertolongan kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Kita memiliki tauladan yang baik dalam pribadi Rosulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang beliau adalah sebaik-baiknya makhluk. Beliau
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memohon kepada Allah untuk dimuliakan
akhlaknya, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa:
“اللَّهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ
خُلُقِي.“
“Ya Allah, Engkau telah
memuliakan penciptaanku, maka muliakanlah akhlakku.”{{14}}
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga selalu berdoa:
“وَاهْدِنِي ِلأحْسَنِ اْلأَخْلَاقِ لاَ
يَهْدِي ِلأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ
عَنِّي سَيِّئَهَا إلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي
يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ
وَتَعَالَيْتَ.“
“Dan berilah aku petunjuk untuk
akhlak yang paling mulia (karena) tidak ada yang menunjukkan kepadanya kecuali
Engkau. Hindarkanlah aku dari akhlak yang buruk (karena) tidak ada yang bisa
menghindarkan aku darinya kecuali Engkau. Aku penuhi panggilan-Mu. Seluruh
kebaikan hanya ada pada kedua tangan-Mu. Keburukan tidak dinisbatkan kepada-Mu.
Aku (memohon) kepada-Mu. Aku (kembali) kepada-Mu. Engkau Mahaberkah lagi
Maha-tinggi.”{{15}}
Jadi, wajib atas kita untuk memohon kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, berdoa, dan merendahkan diri kepada-Nya agar Allah SWT memberikan
petunjuk bagi kita untuk menuju kemuliaan akhlak. Aamiin yaa rabbal
’aalamiin